Jumat, 01 Maret 2013

askep anemia



A.   Anemia
1.     Pengertian
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan (Brunner and Suddart, 2001).


2.     Penyebab
Penyebab menurut Brunner and Suddart (2001)
Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan, kerusakan atau kehilangan sel-sel darah merah serta penyebabnya. Penyebab anemia antara lain sebagai berikut:
1.      Anemia pasca perdarahan : akibat perdarahan massif seperti kecelakaan, operasi dan persalinan dengan perdarahan atau perdarahan menahun:cacingan.
2.      Anemia defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel darah. Bisa karena intake kurang, absorbsi kurang, sintesis kurang, keperluan yang bertambah.
3.      Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang berlebihan. Karena faktor intrasel: talasemia, hemoglobinopatie,dll. Sedang factor ekstrasel: intoksikasi, infeksi –malaria, reaksi hemolitik transfusi darah.
4.      Anemia aplastik disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang (kerusakan sumsum tulang).
 











3.     Patofisiologi
Menurut Sylvia Anderson (1995) timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebih atau keduanya kegagalan sumsum (mis. berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi karena kekurangan nutrisi pajanan toksis, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang  tidak diketahui.
Apabila jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada perdarahan, menimbulkan simtomatologi sekunder hipovolemia dan hipoksemia tanda dan gejala yang sering muncul adalah gelisah, deaforosis (keringat dingin) takikardi, sesak napas, kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau syok. Namun pengurangan hebat massa sel darah merah dalam waktu beberapa bulan (walaupun pengurangan 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh menyesuaikan diri, dan biasanya penderita asimtomatik kecuali pada kerja jasmani berat. Mekanisme kompensasi tubuh bekerja melalui:
a.       Peningkatan curah jantung dan pernapasan, karena itu menambah pengiriman O2 ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah.
b.      Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin
c.       Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan
d.      Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital








4.      PATHWAYS















 















































5.      TANDA DAN GEJALA
Menurut Brunner dan Suddart (2001) gejala-gejala umum anemia antara lain
Tanda-tanda umum anemia:
a.       pucat,
b.      tacicardi,
c.       bising sistolik anorganik,
d.      bising karotis,
e.       pembesaran jantung.


Manifestasi khusus pada anemia:
a.       Anemia aplastik: ptekie, ekimosis, epistaksis, ulserasi oral, infeksi bakteri, demam, anemis, pucat, lelah, takikardi.
b.      Anemia defisiensi: konjungtiva pucat (Hb 6-10 gr/dl), telapak tangan pucat (Hb < 8 gr/dl), iritabilitas, anoreksia, takikardi, murmur sistolik, letargi, tidur meningkat, kehilangan minat bermain atau aktivitas bermain. Anak tampak lemas, sering berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala, anak tak tampak sakit, tampak pucat pada mukosa bibir, faring, telapak tangan dan dasar kuku. Jantung agak membesar dan terdengar bising sistolik yang fungsional.
c.       Anemia aplastik : ikterus, hepatosplenomegali.

6.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Kadar Hb.
Kadar Hb <10g/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32% (normal: 32-37%), leukosit dan trombosit normal, serum iron merendah, iron binding capacity meningkat.
2.      Kelainan laborat sederhana untuk masing-masing tipe anemia :
Anemia defisiensi asam folat : makro/megalositosis
a)      Anemia hemolitik : retikulosit meninggi, bilirubin indirek dan  total naik, urobilinuria.
b)      Anemia aplastik : trombositopeni, granulositopeni, pansitopenia, sel patologik darah tepi ditemukan pada anemia aplastik karena keganasan.

7.      PENATALAKSANAAN
-          Anemia pasca perdarahan: transfusi darah. Pilihan kedua: plasma ekspander atau plasma substitute. Pada keadaan darurat bisa diberikan infus IV apa saja.
-          Anemia defisiensi: makanan adekuat, diberikan SF 3x10mg/kg BB/hari. Transfusi darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl.
-          Anemia aplastik: prednison dan testosteron, transfusi darah, pengobatan infeksi sekunder, makanan dan istirahat.




8.      MASALAH KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL
a.       Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan berkurangnya komparten seluler yang penting untuk menghantarkan oksigen / zat nutrisi ke sel.
b.      Tidak toleransi terhadap aktivitas berhubungan dengan tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplai oksigen.
c.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya selera makan.



9.      Kemungkinan Komplikasi yang muncul
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
o   gagal jantung,
o   parestisia dan
o   kejang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar